Wong Jawa Iku Gampang Ditekuk-tekuk - filosofi jawa

Wong Jawa Iku Gampang Ditekuk-tekuk - filosofi jawa
Motivasi - Dalam menjalani hidup kita semua mengharapkan satu ketentraman dan kedamaian. Agar nantinya kita bisa menemukan hidup yang lebih baik dan bisa memahami hidup yang sebenarnya.

Begitupun dalam segi berbaur dengan masarakat di sekitar tak perduli dari suku manapun. Oke kali ini ulasan terbaru mengenai filosofi jawa "Wong Jawa Iku Gampang Ditekuk-tekuk" dan kita bersama belajar dari filosofi tersebut.




Wong Jawa Iku Gampang Ditekuk-tekuk - filosofi jawa




Secara sederhana arti dari pitutur di atas yaitu orang Jawa itu mudah ditekuk - tekuk atau mudah dibengkak-bengkokan. Tapi jika kita memahaminya hanya dengan arti terjamah tentu tidak akan sampai apa maksud sebenarnya.


"Gampang ditekuk-tekuk" itu maksudnya penuh fleksibilitas atau bisa di bilang lentur dalam segi kehidupan. Bisa di definikan Orang Jawa itu mudah bergaul dengan siapa saja dan dengan level manapun entah itu dengan pejabat, Dengan pesuruhpun tidak masalah. Karena saya berpendapat sebagian besar Masyarakat Jawa asli itu memiliki adat sopan santun yang sangat kuat.

Untuk segi berbaur Ada cara atau tata krama untuk memposisikan diri sesuai dengan orang yang dihadapi. bukan hanya itu tetapi dalam cara bertutur kata. Dalam tingkatan bertutur kata dengan sesama Ada tiga bahasa yang sering di terapkan yakni , boso (bahasa) ngoko, krama dan krama inggil.


Dalam kontek ini mana bahasa yang akan dipakai, disesuaikan dengan orang yang dihadapi. Bahasa krama inggil dipergunakan bila berhadapan dengan mereka yang lebih sepuh atau tamu atau pejabat. Bahasa krama untuk mereka yang sebaya. Dengan bahasa ngoko untuk mereka yang lebih muda atau mereka yang sebaya tetapi sudah sangat akrab.

Selain 3 bahasa di atas ada satu lagi yaitu Boso (bahasa) kasar, akan tetapi di sini tidak disampaikan karena memang jarang dipergunakan dan tidak di anjurkan. Jika di lihat, sebagian besar orang Jawa itu umumnya pekerja keras tetapi karena memang dari keluwesannya itu mereka adalah penurut.

Mereka suka kedamaian dan tak suka konflik. Lebih baik mereka mengalah untuk menghindari konflik dan ber - prinsip hal yang di lakukan tersebut akan membawa kemudahan di kemudian harinya.


Demikian Ulasan Wong Jawa Iku Gampang Ditekuk-tekuk - filosofi jawa semoga kita bisa belajar dari filosofi atau pitutur di atas. Terima kasih atas kunjungannya.







0 Response to "Wong Jawa Iku Gampang Ditekuk-tekuk - filosofi jawa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel