Filsafat atau Filosofi orang jawa agar hidup lebih berarti dan bermakna

Filsafat atau Filosofi orang jawa agar hidup lebih berarti dan bermakna
Motivasi Jawa - Dalam kehidupan memang sudah di atur dan memiliki jalan sendiri2. Dalam menjalaninya tentu ada rintangan2 yang akan menghampiri dan semua pasti akan terjadi pada kita semua. Namun, untuk melangkah dalam kehidupan tentu ada beberapa prinsip yang harus kita ketahui agar nantinya bisa menjalani hidup bisa lebih baik dan bermakna tentunya.

Saya sendiri sebagai Orang jawa sangat menjunjung tinggi nilai filsafat atau filosofi yang ada. dengan satu harapan bisa menemukan suatu ketenangan hidup dan mendapat satu pengalaman yang berharga di dalamnya.



Arti filosofi atau Filsafat

Jika didefinikan menurut beberapa media filosofi atau filsafat adalah pengetahuan serta suatu penyelidikan dengan menggunakan akal budi mengenai hakikat tentang segala yang ada, sebab, asal, dan hukum itu sendiri. Sebuah kata yang diambil dari bahasa Yunani Φιλοσοφία (philosophia).

Arti harafiahnya adalah seorang "pencinta kebijaksanaan" atau "ilmu" Nah bagi Orang jawa tentu sangat mengenal Filsafat atau Filosofi tersebut yang menjadi satu landasan untuk hidup yang bermanfaat dalam bersosialisasi. Berikut Filsafat atau Filosofi orang jawa agar hidup lebih berarti dan bermakna :


Filosofi ini mengungkapkan fleksibilitas orang Jawa dalam hidup. Ini menunjukkan keluwesan bergaul, fleksibilitas sangatlah diperlukan karena kita perlu menyesuaikan diri dengan kondisi pasar agar dapat beradaptasi dan memenuhi kebutuhan pasar dengan baik. Kalau mampu fleksibel, maka bisnis akan sukses dan menuai kekayaan.

Ungkapan ini menunjukan fleksibelitas dari orang jawa dalam kehidupan. Kemudahan bergaul dan kemampuan hidup di level manapun baik miskin, kaya, pejabat atau pesuruh sekali pun. Orang yang memegang filosofi ini akan selalu giat bekerja dan selalu ulet dalam meraih sesuatu yang di harapkan.

2. "Aja Adigang, Adigung, Adiguno"Adigang, Adigung, Adiguno

adalah ungkapan yang sering kita dengar akan tetapi banyak diantara kita tidak mengetahui makna di ballik ungkapan tersebut. Ungkapan tersebut mengajarkan kita agar tidak sombong dan tidak merehkan orang lain saat kita berkuasa, karena apa yang dimiliki dapat hilang sewaktu-waktu.
Istilah adigang adigung adi guna tsb dalam istilah dan di upayakan dapat membentuk generasi berkarakter dalam proses mengukir atau memahat jiwa yang dapat membedakannya dengan orang lain. pesan leluhur kita bahwa keluarga adalah wadah pendidikan pergaulan, watak, norma sosial, tata krama, agama dan pendidikan tentang baik buruk.

Nrimo ing pandum bisa diartikan menerima dan mensyukuri pemberian Tuhan kepada kita. Apapun kondisinya. Dalam kontek ini jangan salah mengartikan kita menerima kondisi ini apa adanya tanpa ada usaha. Pandum itu bukan pemberian dari manusia, tapi dari Tuhan. Selayaknya kita menerima pemberian Tuhan dengan penuh rasa syukur. Kita harus berterima kasih pada Tuhan.

Begitu juga demikian sebaliknya ( TUHAN ). Kalo kita nggak pernah bersyukur, Mungkin atau pasti nggak bakal diberkati lebih banyak lagi. Kita memang harus berusaha lebih baik, tapi jangan lupa bersyukur dalam kondisi apapun. seberapa besar hasilmu bergantung pada usahamu. Bagaimanapun keadaanmu saat ini, Yang pasti tuhan lebih tau yang terbaik buat kamu.

4. "Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka"

Jangan merasa paling pandai agar tak salah arah; jangan berbuat curang atau khianat agar kelak selamat dan tidak celaka di kemudian hari. Jika dijabarkan secara bebas pepatah bahasa Jawa ini mengajarkan agar kita senantiasa rendah hati. Kaya harta benda tetapi tidak pernah memamerkan hartanya. Memiliki kepandaian lebih, tetapi tidak selalu menonjolkan diri.

Jika hati sudah merasa paling pintar, paling kuasa, paling baik, paling tajir, dan paling super lainnya yang mengunggulkan keakuan dan keangkuhannya. Justru hal tersebut bisanya menjerumuskan,kebablasan, salah arah, dan akhirnya berujung petaka.

5. "Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti"

Artinya segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar. Dalam kontek ini setelah saya baca dari berbagai media, ada juga pengertian lain yang tidak kalah bagusnya. seperti dari Serat Witaradya, pada pupuh Kinanthi, karya Ranggawarsita.kalau diartikan, kalimat itu bukan tentang watak angkara, juga bukan tentang kejahatan. Ini tentang keberanian di dunia yang disirnakan dalam bentuk penghormatan. Dari kuat menjadi tak-terlihat, dari kuat menjadi penghormatan, pengabdian.

6. "Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo"

Maksudnya Jangan tergiur oleh hal-hal dunia yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua, Dalam kontek ini mungkin mangro lebih dekat dengan arti dua pilihan jalan hidup, Kita di haruskan mengunakan satu prinsip dalam hidup agar tidak kendor niat dan kendor semangat.

7. "Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman"

Filsafat ini sebagai pengingat agar kita Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi. Dalam hal ini kita di ajarkan agar berlaku serta berprinsip sesuai dengan tingkat kemampuan kita menjalani hidup.Alias Jangan memaksakan.

8. "Alon-alon waton klakon"

Alon alon waton kelakon (pelan pelan asal tercapai) kita hidup tidaklah harus tergesa gesa Gliyak gliyak waton tumindak dimana kita hidup jangan pantang menyerah.

9. "Saiki jaman edan yen ora edan ora komanan, sing bejo sing eling lan waspodo"

Artinya sekarang zaman edan, yang gak enda gak bakal kebagian, merupakan pelajaran untuk ingat kepada sang khaliq, Hanya orang yang ingat kepada Allah yang beruntung. Bukan hanya itu saja kita harus selalu waspada terhadap duri-duri kehidupan yang setiap saat bisa datang dan menghujam kehidupan, sehingga bisa mengakibatkan musibah yang berkepanjangan. (Filosofi jawa tansah eling lan waspodo)

10. "Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan"

Jangan marah bila musibah menimpa diri dan jangan sedih bila kehilangan sesuatu

11. "Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman"

Pelajaran sederhana bermakna jangan mudah kagum (aja gumunan); jangan mudah menyesal (aja getunan) ; jangan mudah terkejut (aja kagetan); jangan manja (aja aleman).

Baca : Filosofi Jawa : Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman


12. "Urip Iku Kudu Urup” (Hidup itu Nyala)

Adalah sebuah Filosofi Jawa yang artinya adalah "hidup itu selalu bertukar" urup berasal dari kosakata Jawa Kuno hurup yang artinya "bertukar". Maksudnya bagaimana? Dalam kehidupan, kita tidak selalu berada dalam posisi yang sama setiap waktu Nah bisa di katakan pasang surut dunia.Dan ada sebagian juga yang mengasumsikan Hidup Harus bisa bermanfaat.

Dari Ulasan diatas tentu ada point2 penting adan arti dalam setiap filsafat di atas. Dan semua itu pasti ada dalam jiwa seseorang yang menganut kental ajaran jawa dan mengakui sebagai orang jawa. Oke demikian Ulasan kali ini semoga bermanfaat. Saya sebagai Orang jawa sangat ingin belajar mendalam bagaimana memahami dan bisa menjalankan dalam hidup.




0 Response to "Filsafat atau Filosofi orang jawa agar hidup lebih berarti dan bermakna"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel