Ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo menurut filosofi Jawa
October 16, 2022
Add Comment
Dalam segi kehidupan orang jawa memang sangat memahami beberapa petuah2 yang mana hal tersebut bisa menjadi satu pedoman dalam menjalani hidup dan berbaur dengan beberapa kalangan di negeri ini.
Seperti juga saya seorang yang di lahirkan dari suku jawa sangat menghargai betapa pentingnya memahami beberapa filosofi jawa yang mana bisa berdampak untuk perjalanan hidup saya nantinya.
Dalam masa modern seperti sekarang ini saya yakin sebagian anak muda jawa sekarang belum paham mengenai beberapa filosofi yang di gunakan para sesepuh jawa jaman dahulu sebagai prinsip hidup yang harus di jalani untuk menemukan satu kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup.
OJO LALI ( Jangan Lupa), mempunyai makna bahwa kita tidak boleh lupa akan keberadaan kita didunia ini, dari mana kita berasal, hidup kita untuk apa, apa yang telah kita kerjakan selama hidup didunia ini dan pada akhirnya kita akan kembali menghadap-Nya serta mempertanggunjawabkan apa yang pernah kita perbuat selama hidup di akhirat nanti.
OJO DUMEH ( Jangan Sok ), mempunyai maksud bahwa kita tidak boleh arogan (sok) dalam kehidupan sehari-hari, misalnya sok kuasa atas segalanya dan berprisip (aji mumpung) mumpung memiliki kekuasaan berbuat sesuka hati , karena diatas kekuasaan dan semua yang kita miliki tidak akan pernah abadi, masih ada kekuasaan yang kekal, yang serba MAHA, yaitu TUHAN.
OJO NGOYO artinya ( Jangan terlalu Ambisius ), mempunyai tujuan agar kita dalam menggapai suatu cita-cita, harapan dan keinginan tidak boleh terlalu berambisi karena akan merugikan banyak orang termasuk diri kita sendiri, karena akan menempuh berbagai macam cara tanpa memperdulikan dampak dari perbuatan tersebut terhadap orang lain yang pada akhirnya juga akan berimbas pada diri kita sendiri.
“ Urip iku mung sak dermo nglampahi ” (Hidup itu hanya sekedar menjalani) kata sesepuh (orang yang disegani dan berilmu tinggi) orang jawa jaman dahulu, yang artinya bahwa hidup kita itu sudah ada yang mengatur yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa, sudah digariskan (Jodoh, Rejeki, Pati wes Ginaris), kita tinggal menjalani dan jangan melanggar garis-garis yang sudah ditetapkan oleh Tuhan kalau kita ingin hidup bahagia dunia dan akhirat nantinya.
Demikian sedikit ulasan mengenai Ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo menurut filosofi Jawa. semogga bermanfaat dan menjadi satu pengetahuan yang mungkin pedoman di atas bisa anda jalankan di perjalanan hidup anda dan kita semua.
0 Response to "Ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo menurut filosofi Jawa"
Post a Comment